Antara Janda, Keperawanan, dan Partai Politik
Seorang "Janda" yang sudah 3 kali kawin-cerai periksa di dokter kandungan. Waktu dokter mau periksa dalam, terjadi percakapan.
Janda : "Hati-hati periksanya ya dok, saya masih 'perawan' lho ...!"
Dokter: "Lho? Katanya ibu sudah kawin-cerai 3 kali, mana bisa masih perawan ...?"
Janda : "Gini lho dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten."
Dokter: "Oh gitu, tapi suami ibu yang ke-2 gak impoten kan?"
Janda : "Betul dok, cuma dia gay, jadi saya gak diapa-apain sama dia."
Dokter: "Lalu suami ibu yang ke-3 gak impoten dan bukan gay kan?"
Janda : "Betul dok, tapi ternyata dia itu orang 'partai politik'...."
Dokter: "Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu ...?"
Janda : "Dia cuma janji-janji saja dok, 'gak pernah direalisasikan!!!"
Dokter: "?!?!?!?!????"
Jargon Kampanye yang Membingungkan
Tim sukses SBY sedang pusing melakukan pembenahan di Palembang, alasannya : Ketika mereka memunculkan jargon "SBY berbudi", mereka tidak memikirkan kalau di palembang arti kata Budi = Menipu/berbohong.
Jadi artinya SBY berbudi = SBY berbohong, sehingga slogan-slogan di Palembang yang naik cetak harus dibatalkan semua.
Oleh karena itulah orang Palembang lebih suka SBY berpasangan dengan Hatta Rajasa agar jargonnya jadi "SBY berjasa"
Tetapi masih untung SBY tidak berpasangan dengan Salahudin karena jargonnya jadi "SBY bersalah"
Dan juga PAN tidak jadi mengajukan ketumnya Sutrisno Bachir karena jadi "SBY berachir"
Namun siapapun "ber sama nya, tetap SBY depannya"....termasuk Rani kalo jadi cawapres menjadi "SBY berani".
Gorbachev ke Gereja
Tertarik untuk mendapatkan jawab mengapa orang masih percaya pada Tuhan di bawah sistem Soviet, Perdana Menteri Gorbachev melakukan kunjungan mendadak ke sebuah gereja yang paling berpengaruh.
Ia melihat seorang wanita mendekati altar lalu berlutut dan memohon,
"Apakah Vladie, anak saya, kelak dapat menjadi seorang insinyur dan memiliki karir yg baik?"
Tiba-tiba terdengar suara yang besar menjawab dari surga, "Hai wanita yang baik, karena selama ini kamu telah menunjukkan kekuatan imanmu, selama kamu masih hidup, kamu akan menyaksikan anakmu menjadi insinyur dan memiliki karir yang sukses".
Kemudian seorang lelaki gantian mendekati altar dan berlutut lalu bertanya, "Apakah saya kelak berkesempatan melihat anak saya yang diwisuda menjadi dokter?".
"Ya." jawab suara dari surga. "Karena amal baikmu selama ini, kamu dalam hidupmu akan berkesempatan menyaksikan anakmu menjadi dokter."
Gorbachev sangat kagum menyaksikan peristiwa itu. Dengan perlahan-lahan ia mendekati altar dan berlutut lalu bertanya,
"Apakah saya kelak berkesempatan menyaksikan bendera komunis berkibar di seluruh penjuru dunia?"
Suara dari surga terdengar bergemuruh, "Tidak! selama saya masih hidup!"
Menanyakan Kejujuran Politikus
Rombangan bus politikus berkunjung kedaerah terpencil untuk kampanye Pilkada. Jalan menuju daerah berliku-liku dan penuh jurang. Setelah mengadakan kampanye rombongan tersebut pulang ke kota namun naas, ditengah jalan mobil tersebut masuk jurang. Beberapa penduduk segera menolong mereka dengan menguburkan para penumpang bus ditempat itu juga. Sehari kemudian polisi datang ketempat kejadian lalu menanyakan ke para penduduk setempat.
Polisi: "Kemarin ada kecelakaan bus rombongan politikus, bagaimana dengan penumpangnya, apakah masih ada yang hidup?"
Penduduk: "Iya kemarin sih ada beberapa penumpang yang merintih: 'tolooong saya pak, saya masih hiduuup.'"
Polisi: "Lalu kemana penumpang yang hidup itu sekarang?"
Penduduk: "Sudah kita kubur, Bapak kan tau sendiri kejujuran politikus. Bilangnya A tapi nyatanya B. Paling mereka kemarin ngaku hidup, padahal sih sebenarnya sudah mati. Jadi kita kubur saja!"